#
MLM 1. Seorang penulis buku, menulis buku. Diterbitkan oleh penerbit. &dipasarkan melalui perdagangan yg dikenal umum: Toko Buku.
#MLM 2. Setelah buku itu diterbitkan, si penulis buku ini diberitahu, bhw bukunya sudah ada di toko2 buku. Utamanya di toko2 buku bsr.
#MLM 3. Maenlah dia ke toko bk bsr di kotanya. Apa daya, “sistem” toko bk, tdk mngenali pnulis buku. Ia hny mngenali pmbeli buku.
#MLM 4. Pmbeli yg “dikenali” pun, hny yg bnr2 beli, &byr. Yg hny liat2, apalagi yg buka2 plastik, malahan ditegor.
#MLM 5. Jika si toko buku tdk pny sistem Customer Service yg excellent, maka bnr2 hny pembeli yg beli buku, yg niscaya bkl diwongke.
#MLM 6. Diwongke tuh maksudnya, diorangkan. Disenyumi, diterimakasihi, dilayani.
#MLM 7. Si penulis melihat2 bukunya, membolak2in bukunya, senyumnya berkembang. Alhamdulillaah, buku saya terbit, katanya dlm hati.
#MLM 8. Seorang pelayan melihatnya. “Ga jadi beli Pak?” Kata pelayan itu, sambil berusaha senyum.
#MLM 9. Jawab si penulis, “Oh engga. Saya yg nulis koq malahan.” Jawaban si pelayan, “Ooooohhh… Bapak yang nulis…”.
#MLM 10. Segitu doang. Bnr2 segitu doang. Ga lebih. Ga ada tawaran teh manis bagi penulis buku. Sbg ungkapan trm ksh, sbb…
#MLM 11. … Sbb dg izin Allah, buku2 penulis lah yg mmbuat pelayan itu bs kerja, toko bs buka…
#MLM 12. Tp itulah… Ga dikenal si penulis itu, oleh sistem jual beli biasa. Aplg 1 toko yg mrs diperlukan, bukan dia yg diperlukan.
#MLM 13. Bruntung, alhamdulillaah, mayoritas penulis buku, ikhlas2. Mrk menulis u/ Allah. Dan menulis u/ menulis. Tdk brharap lbh.
#MLM 14. Episode berikutnya, seorang pembeli. Ini seorang pembeli. Bukan lagi penulis. Ini pembeli.
#MLM 15. Ada orang yg membeli buku si penulis tsb. Dan trnyata bagus. Dia senang bacanya. Bahkan dia referensikan kpd yg lain.
#MLM 16. Dia aja ketika beli, g dpt diskon. Kcuali “seadanya”. Aplg ktika “merefrensikan”. Tmbh g bkl dpt apa2 dari transaksi itu.
#MLM 17. Memang penulis dpt royalti. Tp itu dari penerbit. Dari percetakannya. Bukan dari toko buku.
#MLM 18. Semakin banyak yg trjual, akan semakin banyak royalti yg didapat. Tp ini ttp ga akan sebanding dg “pendapatan” toko buku.
#MLM 19. Penulis biasanya dapat royalti 5-10% dari harga buku kotor. Sdg toko buku, dpt 40-50%. Agen2 kecil bs dpt 20-30%.
#MLM 19. Suatu hari, ia bahkan bukan cuma mempromosikan. Tp mengajak kawannya ke toko buku besar. “Yuk, saya temenin beli buku saya…”
#MLM 20. Sampe di kasir, ia yg nemani, ga beli, berdiri sejajar dg kawannya yg pegang buku dan mau bayar. Posisinya, jelas bukan ngantri.
#MLM 21. Si penulis buku ini, yg mempromosikan, yg mereferensikan, bahkan nemani sampe ke kasir, malah ditegor kasir…
#MLM 22. Apa kata kasir? “Pak, ngantri ya, maaf.” He he he, disangkanya, nyelang. Padahal nemenin.
#MLM 23. Begitulah. Sistem toko biasa, seperti toko buku tdk mengenal “terima kasih”. Apalagi bagi2 bonus, buat yg merefrensikan.
#MLM 24. Beda dg MLM. Beda dg MultiLevelMarketing. Beda konsep&prinsip. Dibanding penjualan retail, yg kdg dikuasi grup bsr.
#MLM 25. Dan dunia retail pun, sdh terkuasai pula oleh segelintir grup besar saja. Pasar yg demikian banyak, besar, jd skdr pasar.
#MLM 26. Bukan pelaku. Tidak diajak ikut mencicipi. Seperti kasus penulis dan pembeli yg merefrensikan tadi.
#MLM 27. Sayang, bnyk MLM bodong. Yg memanfaatkan situasi&keadaan. Pdhl sesungguhnya ia MoneyGame. Gak lbh dari skdr penipu.
#MLM 28. Kalo bnr ia MLM murni, maka ia akan menguntungkan, menyejahterakan, memberi manfaat, di semua jenjangnya.
#MLM 29. Ga ada yg cuma jd korban.
#MLM 30. Bahkan, ketika membernya hanya member, ia akan mendapatkan banyak kemudahan mendapatkan produk.
#MLM 31. Dunia MLM banyak cacat dengan kehadiran MLM money game. Tanpa ikhtiar, tanpa kerja. Hanya rayuan belaka.
#MLM 32. Dari tweet contoh hari ini, andai buku tsb di-MLM-kan, maka kisahnya ga akan jadi begitu. Tp syaratnya, ya MLM yg bnr.
#MLM 33. Sbnrnya, MLM itu sederhana. Pay-out/rabat, yg diberikan ke toko buku tsb, misal 40-50% tadi, dijadikan sistem berjenjang.
#MLM 34. Skdr merefrensikan saja, aplg bs jd stokis, jd agen, maka ia akan dpt bahagian dari rabat yg tdnya “hny” didpt oleh 1 toko sj
#MLM 35. Tntu ada pro kontra. Dan itu ya wajar saja. Bukan saja awal Ramadhan, &Lebaran, he he he. Di bnyk hal, bnyk emang perbedaan.
#MLM 36. Krn itu, saya santai aja ketika memutuskan mendirikan, &mngembangkan MLM e-Miracle. Air Miracle. Air kesehatan.
#MLM 37. Ini bukan miracle yg selebaran loh ya. Itu mah penipuan. Ini saya produksi air kesehatan. Dg izin Allah, jd obat&mnjg kesehatan.
#MLM 38. Sistem penjualannya, saya bikin berjenjang, dg sistem MLM. Saya punya pandangan&dasar prinsip yg berbeda. It’s not a moneygame.
#MLM 39. Maka ketika pula saya munculin MLM lain, yg bergerak di bidang payment, yakni VSI, saya pun ttp pd pendirian saya.
#MLM 40. Skrng, dunia pembayaran2/payment, listrik, dll., dah keliatan, ditelen pula oleh grup retail besar. Ga kebagian dah kita mah.
#MLM 41. Blm lama, ada seorang ustadz cerita. Dia ngantri di loket kereta api. Bahkan di customer service. Ga dpt tiket.
#
MLM 42. Disarankan u/ beli di salah 1 toko ritel. Eh, hanya bbrp menit, dapet. Lsg diprint. Luar biasa.
#MLM 43. VSI, MLM yg bergerak di bidang payment. Semua orang bs jd agen pembayaran. Hanya dg gadget yg dia pegang&punya.
#MLM 44. Keuntungan yg sy dpt, dari porsi persentasi yg didapat dari pembayaran2 tsb, itu yg saya MLM-kan. Jd pendapatan brjenjang.
#MLM 45. Baik e-Miracle, maupun VSI, bukan money game. Saya mencoba menjalankan MLM yg bnr, yg lurus, yg ga maen2&bercanda.
#MLM 46. Sekali lg, kwn2 boleh berbeda pendapat. Fastabiqul khairat saja.
#MLM 47. Hasil dari MLM e-Miracle, saya wakafkan 100%. Dan saya pengen, semua menikmati potensi jualan air&macam2 produk kesehatan nantinya.
#MLM 48. Saya malah berharap, air yg sdh dikuasai asing, bisa direbut kembali. Kalau besar, e-Miracle saya amanahin u/ take-over air asing.
#MLM 49. Balik lagi akhirnya soal niat, &proses. Niat bener, proses bener, kenapa engga? Bnr2, jgn ampe salah di niat&proses.
#MLM 50. Kl prl, kecap,garam,cabe/bumbu2,beras,sayur,buah, di-MLM-kan. Spy pasarnya ga dikuasai&dikendalikan segelintir orang.
#MLM 52. Kembali ke buku, sbg contoh awal produk. Ssungguhnya, penulis, brsm pmbaca, bs menikmati jg smua potensi ekonominya. Salam.
#MLM 51. Apalagi bisnis2 yg skrng ini telanjang diliat oleh mata, dikuasai bnr oleh segelintir sj. Bangsa Indonesia, jd pekerja saja.
#MLM 52. Tidak ikut menikmati potensi keuntungan, dan potensi ekonomi. Bahkan tdk jarang, dunia retail, nginjek2 supplier.
“@arie_mahardika: MLM itu ada brg & omset. Kl pmbagian bonus cm dr uang p’daftaran angg: money game (Yap. Ini yg bikin cacat dunia MLM).
#MLM 53. Bikin dah dari hulu ke hilirnya. Mulai dari proses tanam, hingga jual, MLM punya. Allahu akbar dah kalo emang bnr jadi.
MLM yg baik, ga akan nambah beban ke pembeli. Yg di-pay-out-kan, memang keuntungan yg wajar. Seperti contoh buku tadi, bila dijadikan MLM.
Dunia
MLM juga, dunia silaturahim, belajar, mengajar, saling membesarkan. Bukan antara penjual&pembeli, yg kering tanpa ruh.